Monday, September 22, 2008

Lebak Siliwangi, Titipan dari Anak Cucu Kita..




Foto-foto yang saya upload mungkin tidak terlalu mencerminkan hubungan antara judul dengan isinya. Ketertarikan saya menuju tempat ini berawal dari info2 teman2 di multiply seputar penggusuran kawasan hijau lebak siliwangi yang akan diubah menjadi kawasan parkir untuk menampung mobil2 mahasiswa ITB yang setiap tahun semakin berjubel sampai-sampai sepanjang jalan ganesha kini tidak lagi menjadi sepanjang jalan kenangan, tapi sepanjang tempat parkir. Info2 dari milis yang saya ikuti malah menyebutkan bahwa tempat ini juga akan dikembangkan menjadi apartemen dan mall. Selain itu gelanggang renang Sabuga dan sebagian lapang akan terkena penggusuran juga. Demikian sekilas info.

Kalau dipikir2 sebenarnya cukup memalukan juga, saya yang menghabiskan 23 tahun umur saya di Bandung baru pertama kali mengunjungi tempat ini. Kamana wae ateuh..? Padahal waktu ke kampus hampir tiap hari lewat. Saya berangkat sekitar pukul sepuluhan dari rumah, ambil nomer antrian servis motor dulu di bengkel langganan dan tiba di Babakan Siliwangi sekitar pukul sebelas.

Sesampainya disana saya melihat papan nama rumah makan babakan siliwangi yang khas itu. Papan itu sudah berkarat termakan usia. Rumah makannya sendiri sudah menghilang entah kemana sejak terbakar pada tahun 2003-an kalau tidak salah, dan tidak pernah dibangun lagi. Tidak jauh dari situ masih berdiri pabrik pengolahan air mineral cap gajah duduk.

Pandangan saya arahkan menyusuri jalan aspal yang sudah tidak lagi rata. tampak puing-puing rumah makan dan pepohonan yang rimbun tidak jauh dari situ. Setelah menyusuru jalan itu saya melihat ada dua buah sanggar seni. Orang-orang di salah satu sanggar seni itu tampak sibuk memasang spaduk acara buka puasa bersama yang akan dilaksanakan pada sore harinya. Walaupun tepat disebelah kawasan ini adalah Jalan Siliwangi yang selalu padat oleh kendaraan, namun saya tidak merasakan nuansa jalan raya disekitar area ini. Cuaca siang hari itu cukup panas, tapi berteduh dibawah pohon besar sambil merasakan angin sepoi-sepoi membuat saya merasa sejuk. Saya berhenti sejenak untuk mengambil beberapa gambar. kemudian melanjutkan olah TKP.

Jalan kecil ini berakhir di kawasan Sasana Budaya Ganesha. Sebelumnya saya sempat melihat lapangan yang biasa dipakai sebagai tempat adu domba. saya ingin mengambil foto di sekitar situ tapi saya urungkan niat karena banyak penduduk lokal yang sedang beristirahat di "saung-saung"nya.

Secara umum tempat ini masih cukup rimbun walaupun boleh dibilang sangat tidak terawat. Selain dua sanggar seni dan kantor kelurahan, saya melihat banyak sampah disekitar kawasan ini. Ada juga yang membangun gubuk ilegal disini.

Berdasarkan info yang saya miliki, ruang terbuka hijau yang dimiliki Kota Bandung sudah semakin tipis. Saya duduk sejenak dan membayangkan kalau tempat ini tidak lagi hijau dan berganti bangunan beton yang berdiri kokoh. Akan banyak sekali alasan mengapa tempat ini harus dipertahankan sebagai kawasan hijau dan saya pikir saya memposisikan diri saya diantara mereka2 yang memahami pentingnya pelestarian kawasan ini sebagai green belt Kota Bandung.

Dengan adanya mall, lahan parkir dan apartemen tentunya pendapatan daerah Kota Bandung akan semakin bertambah. Pemasukan dari sektor perdagangan dan pajak pun tentunya akan meningkat. Namun hal-hal ini akan dibayar mahal 5-10 yang akan datang, ketika generasi penerus bangsa ini tumbuh besar. Kota Bandung akan semakin panas, daerah resapan air akan menurun drastis yang diikuti oleh penurunan kualitas air tanah. Lingkungan yang hijau, udara segar, hawa sejuk yang alami dan air tanah yang bersih adalah kekayaan yang tak bisa dibeli dengan instant. Butuh waktu cukup lama dan dana yang besar untuk memulihkan kondisi lingkungan yang rusak untuk kembali normal. Apakah ini semua sebanding dengan pembangunan kawasan ini?

Lamunan saya terhenti oleh suara perut yang keroncongan, tapi buka puasa masih 6 jam lagi.. weleh. Dan saya pun harus beranjak pergi dari Babakan Siliwangi karena memang semuanya sudah dijelajahi.

Bagi yang ingin mengisi petisi silakan isi sebanyak2nya, tapi saya lupa lagi linknya euy, hehe.. cuba tolong dibantu ya.. buat yang mau demo besok pagi juga saya cuma bisa mendukung dan mendoakan dari kantor di Ibu Kota, yah kieu lah nu nuju nyaba mah. punten teu tiasa ngiringan...

Selamatkan Babakan Siliwangi!!

-judul saya ganti, sepertinya lebih cocok yang ini..:D, sedikit terinspirasi (baca:nyontek) dari sebuah iklan layanan masyarakat jaman dahulu kala-

Flowers Outside The Window




Akhirnya sang Samurai berhasil memiliki pedang.. Setelah selama ini mengembara dengan kamera pinjaman kanan kiri alhamdulillah kamera yang dicita2kan kebeli juga. Nikon D-40. Buat saya harganya termasuk mahal sekali. Setelah melalui berbagai pertimbangan yang cukup sulit, akhirnya saya putuskan juga untuk membelinya.. mumpung masih bujangan lah, begitu menurut salah satu sisi otak saya.. :D, kalau sudah berkeluarga mungkin lebih banyak pertimbangan.. beli susu istri dan kebutuhan lainnya..

Foto2 ini diambil hari Sabtu lalu waktu pulang ke Lembang. Hunting pertama dilakukan di depan rumah. kebetulan sekali bunga2nya lagi pada mekar, tapi saya jadi bingung mau moto apa aja.. demam kamera sepertinya.. Setelah berkeliling jepret sana jepret sini akhirnya diperoleh beberapa gambar ini. Buat suhu2 yang sudah lebih dulu malang melintang mohon pencerahannya..

Thursday, September 18, 2008

Buka Puasa Bersama ALKA @ Sekretariat IA ITB, 18 September 2008




Hari Kamis ini adalah hari yang cukup berkesan bagi saya dan mungkin teman2 satu jurusan (yang hadir tentunya, yang gak dateng nya punten wae nyak, sanes kirang sono.. :p) karena pada acara buka puasa bersama kali ini berhasil mempertemukan wakil alumni dari seluruh angkatan dan jumlah peserta yang hadir mencapai kurang lebih 60 orang.

Jurusan Teknik Kelautan termasuk salah satu jurusan termuda di ITB. Angkatan pertamanya dimulai pada tahun kurikulum 1994 dengan kuota mahasiswa berjumlah sekitar 30 orang per angkatan. Jumlah ini bertahan hingga angkatan 2004, dengan kuota mahasiswa yang bertambah menjadi sekitar 60 orang, CMIIW. Kalau dihitung2 hingga angkatan terakhir yang sudah memasuki masa lulus (amgk. 2003) jumlah alumni diperkirakan sebanyak 300 orang, baik yang lulus melalui sabuga maupun yang terpaksa lulus dari jalan taman sari. Oleh karena itu bisa mengumpulkan 60 orang alumni dari Jakarta dan Bandung merupakan suatu pencapaian yang sangat baik mengingat banyak juga yang sibuk dan lokasinya tersebar di daerah, ada juga yang menjadi TKI atau mahasiswa di luar negeri :p.

Lokasinya berada di Sekretariat Ikatan Alumni ITB yangberlokasi di Jalan Taman Patra di bilangan Kuningan, Jakarta. Terimakasih kepada Bapak dan Ibu pengurus IA ITB yang mengizinkan kami semua untuk membuat kerusuhan di tempat ini. Kalau kami mengadakan acara di food court mall mungkin gak bisa sesantai dan senyaman disini. Serasa di rumah sendiri lah (humm, tapi perasaan belum pernah punya rumah begini deh..).

Acaranya santai saja, tidak formal. Setelah massa yang hadir cukup banyak, acara pun dibuka. Acara sengaja dimulai pada pukul 17.45 supaya cepat menuju puncaknya yaitu buka puasa. Setelah salat maghrib dan melanjutkan makan acara dilanjutkan dengan perkenalan setiap individu yang hadir. Kemudian ada juga pengenalan program2 ALKA dari pengurus. Setelah itu acara dilanjutkan dengan presentasi dari adik2 mahasiswa panitia Indonesia Expo 2008.

Tidak terasa waktu sudah menjelang pukul 9 malam. Waktunya untuk pulang. Acara ditutup dengan foto bersama dalam berbagai gaya. Foto2 berikut merupakan sebagian saja yang berhasil saya rekam karena saya waktu itu sibuk teu puguh, gak konsen antara mau ngambil foto sama makan dan ngobrol2 sama temen2. Jadi ya beginilah hasilnya..

Sampai jumpa lagi dilain kesempatan teman2..

nb:
tulisan diatas mungkin sedikit berlebihan dalam membanggakan kuota yang tercapai. Hampir setengah dari peserta acara ini hampir setiap minggunya bertemu di lapangan futsal dalam Liga ALKA. xp..

Sunday, September 7, 2008

Buka Puasa Bersama @ Everfresh, Sabtu 09062008




Hari Sabtu kemarin Ikok, Wendi dan Eko main ke kost-an saya buat nyedot dorama2 koleksi saya. Saya juga skalian minta tolong sama Ikok yang bisa nginstallin software SACS (a kind of software for offshore structure modeling and computation) buat nginstallin software itu di kompie saya.

Jam setengah 6 kita semua ditelpon Jenggo yang ngajak buka puasa bareng di Everfresh, rumah makan dan supermarket ikan di daerah pejompongan menuju karet. Lokasi buka puasanya ternyata cukup dekat dengan kost-an saya. 1 km kurang lah. Dulu nyangkanya cuman supermarket ikan laut aja, ternyata ada rumah makannya juga, dan menu yang disajikan tentu saja rupa-rupa seafood yang rasanya wahh.. kalo kata Om Bondan mah maknyoss.. ada udang, cumi dan ikan, ikan apa ya namanya.. :D. Harga makanan disana dibandingkan dengan rasa dan porsinya sebenernya cukup worthed, asal jangan sering2 aja karena bisa menguras cadangan devisa pribadi.. :D..

Yang hadir disana maghrib itu ada Jenggo dan nyonya, Ikok dan Jule, Indro dan Niken, Eko dan Wendi, serta si saya tentunya. Anak2 sempet mengajak Bang Rhoma aka Arya buat ikutan buka bareng tapi ditolak karena beliau lagi santaii.. hmmh.. sungguh ter-la-lu.. :p.

Acara berakhir sekitar pukul 8.. Ada yang terus pulang, ada juga yang terus malam mingguan. Dan para jomblo kembali berkumpul di kost-an saya.. ya nasib..

Terimakasih teman2..