Friday, October 15, 2010

JRL 2010 5: Polyester Embassy




Java Rockin'land hari pertama berakhir di Dome Stage, tempat Polyester Embassy memainkan lagu-lagunya. Tempat yang cocok untuk memulihkan stamina yang telah terkuras, dengan cahaya remang dan suhu AC yang lumayan dingin. Penonton tidak terlalu padat, mungkin sebagian ada yang sudah pulang ada juga yang menonton The Flowers di luar. Saya ingin sekali mengambil foto The Flowers, tapi apa daya tenaga sudah tak ada. Saya harus menjaga kondisi agar tetap prima untuk JRL hari kedua.

Sadar dengan kondisi cahaya yang sangat minim, namun saya tetap berusaha untuk mendapatkan foto-foto mereka. Hasilnya mungkin tidak benderang seperti foto2 band sebelumnya, tetapi inilah panggung milik Polyester Embassy, cocok sekali dengan musiknya yang juga bernuansa kelam. Saya sudah beberapa kali mendengarkan lagu-lagu baru mereka yang menjadi materi untuk album kedua nanti. Kombinasi dengan lagu-lagu dari album pertama juga cukup baik bagi penonton yang sudah lama merindukan band ini di Jakarta. Di panggung ini saya pikir penampilan mereka sangat optimal. Dukungan sound yang tentunya jauh diatas kualitas acara-acara indie tempat mereka biasa manggung sangat membantu saya dalam mengapresiasi lagu-lagu mereka. JRL hari pertama pun ditutup dengan manis (ditambah lagu penutup dari panggung sebelah, Rajawali by The Flowers..)

JRL 2010 4: The Smashing Pumpkins




Setelah Datarock usai, para penonton mulai berhamburan untuk menonton band-band yang memang ingin mereka tonton di panggung lain. Saya juga ingin sekali melakukanya apalagi salah satu band favorit saya, Pure Saturday juga manggung di Dome Stage. Apa mau dikata, ternyata penonton yang ngetem untuk menunggu Smashing Pumpkins sepertinya saling mempertahankan posisi agar bisa berada paling depan saat Billy Corgan and friends tampil nanti. Akhirnya saya pun harus merelakan semua itu dan ikut ngetem selama kurang lebih satu setengah jam. Untunglah penantian saya yang cukup lama itu bisa sedikit terhibur karena saya sok kenal dan berbincang2 sejenak dengan wanita yang ada di sebelah saya, dia juga sepertinya ikut ngetem menunggu Smashing Pumpkins. Wanita itu adalah Lusi Kubik, yang menunggu dengan semangat, udah 16 taun nunggu katanya, jadi harus paling depan. Tak lama kemudian datang juga teman saya, Anis Provoke, yang dengan lihai berhasil menyusup hingga ke garda depan.

Yup, bagi mereka yang besar dan mengikuti perkembangan musik mancanegara di pertengahan tahun 90-an, tentunya akan akrab dengan band yang satu ini. Lagu-lagu lawas mereka seperti 1979, Today, Bullet with Butterfly Wings, Tonight, Tonight dan lain-lain tentunya sangat akrab di telinga kita pada saat itu. Harga kaset seken untuk beberapa album Smashing Pumpkins pun meroket (maklum, dulu gaulnya di cihapit :p). Walaupun kini formasi mereka tanpa kehadiran Darcy dan James Iha, namun sosok Billy Corgan yang menurut twitternya sudah tiba di Jakarta beberapa hari sebelum JRL, tetap menjadi perhatian penggemar Smashing Pumpkins. Lagu-lagu dan dandanan band ini pun sempat menginspirasi beberapa band dalam negeri. Kembali ke panggung, saya masih agak heran dengan beberapa orang ABG (mungkin, walaupun mukanya udah agak offside, tapi dari kelakuan masih layak disebut begitu) yang mencoba merangsek ke depan, namun dari pembicaraanya tampak kalau mereka tidak mengenal band yang akan mereka tonton. Di benak saya hanya ada satu pertanyaan, 'kamarana ateuh..?"

Sekitar pukul 11 malam kru-kru yang menyiapkan peratan sudah kembali ke belakang panggung. Dan akhirnya si botak yang ditunggu-tunggu itu datang juga. Riuh tepuk tangan dan sorak sorai serta segudang ekspektasi mengenai lagu yang mereka mainkan mengiringi kehadiran mereka.

Suasana semakin gemuruh ketika intro lagu Today menjadi lagu pembuka Smashing Pumpkins malam itu. Penonton yang hapal dengan lagu ini tentu saja ikut menyanyi bersama. Namun setelah itu, lagu-lagu baru yang dibawakan Smashing sepertinya kurang mendapat sambutan hangat penonton. Mereka sepertinya lebih antusias ketika Smashing membawakan lagu seperti Bullet With The Butterfly Wings, Ava Adore, Eye, Tonight, Tonight dan Stand Inside Tour Love.

Setelah lagu Bullet suasana crowd di sekitar saya menjadi tidak kondusif untuk memotret. Sekelompok pemuda berbadan agak besar merangsek dan mendorong-dorong penonton yang ada depan mereka. Tampak seperti yang mau moshing tapi sambil memanfaatkan kesempatan untuk merebut posisi depan yang sebelumnya seudah diisi orang lain. Beberapa perempuan tampak ketakutan dan seorang diantaranya pingsan. Saya akhirnya berhenti memotret bahkan harus menjaga seorang perempuan di depan saya agar tidak terbentur oleh kamera yang ada di badan saya (apa kebalik ya bahasanya, menjaga agar kamera saya aman dari segala jenis benturan, baik benda keras maupun benda lunak.. :p). Daripada cape sendiri dan stress takut kamera rusak saya pun memutuskan untuk menunju ke barisan belakang saja, akan tetapi melihat massa yang begitu padat di belakang saya jadi bingung. Anis akhirnya menyarankan saya agar keluar lewat depan barikade, minta tolong sama security panggung untuk permisi keluar. Cara yang jitu. Saya akhirnya bisa keluar dari kerumunan yang menjadi liar itu dan bisa bernafas lega di belakang panggung.

Kebetulan sekali di sebelah kiri panggung dekat stand jack daniels saya bertemu dengan Gita. Sambil menonton bersama saya baru menyadari bahwa sound Smashing Pumpkins jelek sekali kalau mendengarkan dari situ. Saat Tonight, Tonight dan Stand Inside Your Love semangat ini mulai kembali pulih. Sayangnya setelah lagu Tarantula terjadilah antiklimaks itu. Kami semua mengira kembalinya Billy dan kawan-kawan kembali ke belakang panggung untuk encore, tapi ternyata tidak. Mereka pergi tanpa pesan. Banyak penonton dan teman-teman saya yang kecewa dan spekulasi pun bermunculan, mulai dari sound yang jelek, penonton yang kurang antusias, Billy yang lagi sakit, dan lain-lain. salah satau komentar di twitter yang mengggelikan adalah (kurang lebih seperti ini) Ditinggal encore sama Smashing Pumpkins jauh lebih pedih daripada digantungin sama pacar.. hahaha.

Itulah yang terjadi, rasa tidak puas.. penasaran, dan lain sebagainya. Tapi dengan segala kekurangannya, salah satu keinginan saya untuk menyaksikan band ini terpenuhi. Sebelumnya saya hanya bisa mupeng membaca tulisan teman saya, Iit yang bersama suaminya mendapatkan hadiah menonton pertunjukan mereka di Singapore, tapi sekarang tidak lagi.. :D. Harapan selanjutnya tentu saja menyaksikan kembali band ini dengan performa yang lebih prima dan lagu2 lama yang masih berkesan di hati.








JRL 2010 3: Datarock




Yeahhh.. Datarock is Rocking Rockinlad.. Rekomendasi kawan saya, M. Asranur (beliau adalah salah seorang fotografer panggung favorit saya, dengan foto-fotonya yang luar biasa. Cek saja ke http://www.flickr.com/photos/cantsaynotohope/) untuk jangan sampai melewatkan band ini benar-benar sangat tepat. Mereka tampil di panggung utama setelah penampilan Steve Fister di panggung langit musik yang berada tidak jauh dari situ. Sbelumnya juga saya sempat melihat Endah dan Rhesa di panggung De Majors, namun karena hujan turun agak deras saya tidak sempat memotret mereka.

Kembali ke main stage saya menunggu dengan harap-harap cemas karena gerimis masih mengundang. Gimana bisa moto ini kalo ujan terus, takut gear rusak. Sempat saya melihat di panggung lain orang-orang memotret dalam kondisi hujan dan membiarkan kamera mereka basah. Kalau saya ikut motret terus kamera saya basah dan rusak terus siapa yang ganti? Lah mereka gimana? ya mungkin aja mereka udah profesional atau ada yang meng-endorse jadi kalau kamera mereka rusak karena kehujanan ada yang gantiin. Tapi saya tidak mau ambil resiko untuk itu. Saya cuma bisa berharap hujan berhenti pada saat datarock tampil.

Alhamdulillah beberapa saat setelah mereka naik ke atas panggung hujan pun berangsur-angsur berhenti. Kalau gerimis dikit2 sih masih berani lah kita.. :D. Penampilan band asal Norway ini benar-benar luar biasa. Sebelum JRL ini saya sempat beberapa kali memutar musik mereka untuk pemanasan dan pada saat menulis ini pun saya memutar kembali lagu-lagu mereka untuk mengingat suasana saat menonton.

Saya ingat ketika /RIF manggung ada tempat di sebelah kanan panggung (sebelah kiri menurut persepsi orang yang menghadap panggung) untuk si musisi mendekat ke arah penonton. Menurut dugaan saya Datarock akan tampil agresif dan pasti akan banyak aksi disekitar itu. Saya pun memilih kemping disitu mumpung massa belum memadati arena, saya terpaksa melewatkan pertunjukkan band-band lokal di panggung yang lain, bukan tidak ingin, namun memotret band ini sangat penting karena menunggu mereka kembali lagi ke Jakarta mungkin bisa sangat lama, sehingga kesempatan ini tidak boleh disia-siakan.

Dugaan saya benar, mereka betul-betul tampil agresif dan total.. Keempat personilnya menguasai panggung tanpa mengurangi kualitas performa musik mereka. Lagu-lagu hits seperti Ugly primadona, Nightlife in Uranus dan Fa-fa-fa juga tak lupa merak bawakan. Beberapa kali mereka turun naik panggung untuk menyapa penonton, ada juga yang sempat moshing. Dan itu semua tepat terjadi di depan saya (untuk mengurangi rasa lebay perlu rasanya saya tambahkan kalau disebelah saya juga banyak sekali massa yang berdiri jadi mereka pun munkin akan merasakan hal yang sama denga saya :p). Awesome..!! Penantian saya untuk menonton Smashing Pumpkins sepertinya terhenti sesaat saat menonton Datarock. They are really really Rock.!!









JRL 2010 2: GBS




Saya tidak menonton pertunjukan /RIF di panggung utama hingga usai karena sangat ingin menonton penampilan Gitaris blues yang satu ini. Jadwal manggung yang beririsan sekitar 20 menit membuat saya hanya kebagian sekitar tiga lagu saja, kurang lebih hanya 15 menit dari 45 menit durasi penampilan Gugun and The Blues Shelter malam itu. saya tidak terlalu hapal lagu2nya karena memang sebenarnya saya bukan penggemar blues sejati yang sering mendengarkan rekaman2 album musisi blues. Saya lebih suka menyaksikan aksi live mereka diatas panggung karena tertarik dengan improvisasi-improvisasi yang mereka lakukan serta aksi panggung yang biasanya menarik.

Sesuai dugaan saya suasana di Dome stage tidak terlalu padat, mungkin sebagian besar massa masih tersedot di /RIF atau di panggung yang lain. Di even seperti ini tidak mungkin kita bisa menyaksikan penampilan seluruh band, namun tanpa persiapan yang matang tentunya kita akan kebingungan untuk memprioritaskan band-band mana saja yang wajib kita tonton, sunnah atau bahkan tidak ingin kita tonton. Itulah yang saya lakukan beberapa hari sebelum berangkat ke venue.

Satu hal yang menarik dalam pertunjukkan Gugun and The Blues Shelter malam itu adalah aksi nyentrik sang bassis (maaf saya tidak hapal namanya). Mulanya dia manggung dengan menggunakan baju mandi dan topi bulu, sepintas seperti seorang petinju. Kejutan besar dia berikan di dua lagu terakhir ketika dia membuka bajunya dan tampil hanya menggunakan pampers saja. Gila! Penonton pun jadi agak histeris. Beruntung sekali (atau sial ya? :p) saya pada lagu terakhir berada tepat didepan dia yang ketika lagu usai beraksi membelakangi penonton, menungging, dan melihat saya akan memotretnya dia pun memberikan tanda V dengan tangannya. Benar-benar aksi edan, hahaha..

Overal saya menikmati penampilan mereka, numun saya mungkin butuh beberapa kali lagi menyaksikan penampilan Gugun and The Blues Shelter. 15 menit bagi saya kurang memuaskan untuk memotret dan menikmati musik mereka. Hanya 9 frame yang bisa disajikan. Mudah-mudahan bisa mewakili apa yang saya saksikan di Java Rockin'land yang lalu.





Thursday, October 14, 2010

Java Rockin'land 2010 1: /RIF




Hanya datang dua hari saja dari tiga hari perhelatan musik rock (yang katanya) terbesar se Asia Tenggara ini. Tanpa photopass dan lensa tele bukaan besar tentunya banyak sekali momen2 dan band-band yang terlewatkan.. Selama kehadiran saya di JRL minggu lalu sepertinya saya hanya berhasil mengabadikan sekitar 11 band saja. Beberapa diantaranya hanya bisa diperoleh dengan kemping di garda depan selama satu jam setengah untuk mengamankan posisi strategis untuk memotret. Peraturan yang berlaku di acara apa pun di dunia ini adalah angkat pantat ilang tempat, kecuali kita memang duduk di bangku yang diberi nomer dan meiliki tiket yang memastikan tempat duduk itu untuk kita (itu juga sering diserobot orang., heuheu..)

Setahun yang lalu saya memotret /RIF di event. Adakah yang berubah? Rasanya tidak. Penampilan Andy dan kawan-kawan tetap atraktif seperti biasanya. Kematangan, kualitas musik, aksi panggung yang rock banget serta nama besar band tersebutlah yang membuatnya berhak dan layak untuk tampil di panggung utama JRL ini. Kalau memang ingin mencari perbedaan tentunya kita bisa menilik set list yang mereka bawakan. Terselip beberapa lagu baru didalamnya. Ya, itu adalah lagu-lagu dari album terbaru mereka yang berjudul 7. Album yang katanya "baru" terjual 2000 copy, mungkin karena /RIF tidak mendistribusikan CD mereka melalui toko-toko musik, tapi menjualnya sendiri berdasarkan sistem pemesanan. Kesulitan pemasaran album ini bukan hanya dialami oleh /RIF saja, tapi oleh banyak band yang memproduksi album sendiri. Hal ini juga diperparah dengan runtuhnya Aquarius, sebuah toko kaset dan CD musik terbesar di ibukota dan kota-kota besar yang harus menutup beberapa cabang mereka karena penjualan yang minim.

Saya harap kembalinya /RIF dengan "7" setelah kurang lebih 4 tahun tidak menelurkan album bisa menyegarkan kembali musik Indonesia yang masih dihantui musik-musik post-peterpan. Saya buat sendiri istilah itu untuk sedikit menggambarkan bahwa secara tidak langsung, kesuksesan peterpan telah membuat banyak anak muda di negeri ini membuang kreativitas mereka dan membuat band dengan penampilan, musik bahkan suara vokal yang dimirip-miripkan dengan Ariel. Sialnya dengan pengemasan yang cantik dari media massa musik-musik seperti itulah yang akhirnya mendominasi tanah air kita. Bahwa kemudian selera musik mainstream di Indonesia bergeser menjadi pop melayu, tentu saja Radja, ST 12 dan Kangen Band ikut bertanggung jawab, Hahaha. Sebelum saya semakin ngacapruk (berceloteh) kemana-mana, selamat menikmati foto-foto /RIF berikut ini..