Monday, December 17, 2012

Sting Back to Bass Tour, Jakarta, December 15th 2012

Salah satu mimpi saya untuk menyaksikan penampilan salah satu musisi idola, Mr. Gordon Sumner alias Sting akhirnya menjadi kenyataan. Mulai mendengarkan musiknya sejak SD di akhir tahun 80an, tentunya informasi mengenai Sting, terutama lagu-lagu, baik saat bersolo karir maupun pada waktu masih tergabung dalam The Police sudah melekat erat di kepala. Harapan itu datang ketika kicauan di twitter beberapa bulan lalu membahas mengenai rencana konser Sting yang bertajuk Back To Bass Tour akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 2012 di MEIS Ancol.

Senangnya hati ini pada waktu itu tidak dibarengi dengan senangnya dompet. Melihat distribusi harga tiket yang cukup mahal, apalagi si dana pada saat itu sudah terkuras untuk berangkat menunaikan konser Sigur Ros di Singapore, membuat saya terpaksa memutuskan jadi/tidaknya beli tiket hingga hari pelaksanaan konser. Sempat tegang karena tiket kelas termurah yang kabarnya sold out, saya pun hunting tiket melalui beberapa orang teman dan memanfaatkan beberapa situs jejaring sosial seperti kaskus dan lagi2 twitter.

Proses pencarian dan negosiasi pun berlangsung alot hingga pada akhirnya saya berhasil mendapatkan tiket festival yang harus dijemput di bilangan pasar rebo (bahasanya udah kayak jkt undercover gini :p) dengan harga yang tidak terlalu berbeda dengan harga tiket di kelas yg termurah. Entah apa sebabnya harga tiket festival tersebut bisa terjun bebas semurah itu, yg pasti Alhamdulillah.. :D

Masuk dari jalur penonton berarti kamera DSLR dilarang masuk, kamera yg biasa saya pakai untuk liputan di sebuah media-online tempat saya berkontribusi tidak bisa dibawa. Untungnya kamera pocket masih diperbolehkan. Baiklah, kalau Sting aja bisa back to bass maka saya pun bisa back to P/S (point and shoot) camera untuk memotret.. :p.  Saya sempat nekat ingin membeli kamera saku hanya demi bisa motret di konser ini. Sayangnya tipe yang saya cari belum dirilis di Jakarta :)). Di kepala langsung terbersit pikiran "minjem kamera sama siapa ya...". Setelah kontak sana-sini, akhirnya saya berhasil meminjam kamera milik M.Asranur. Thank you Asra.. :D.

Konser dimulai sekitar pukul 9 malam, ngaret seperti biasa. Karena sudah melihat-lihat setlist Back to Bass Tour sebelumnya, saya tidak terlalu terkejut dengan lagu-lagu yang dibawakan, paling urutannya aja yg geser-geser atau ada perbedaan satu-dua lagu dengan konser-konser sebelumnya. Riuh tepuk tangan dan sorak penonton bergema saat intro If I Ever Lose My Faith iIn You. Koor massal selalu terjadi di setiap lagu-lagu Sting yang sudah tidak asing lagi di telinga para penonton. Berdasarkan pengamatan, penonton agak sepi saat lagu-lagu seperti I Hung My Head, Heavy Clouds No Rain dan The Hounds Of Winter. Sisanya jangan ditanya. Untungnya saya masih bisa mendengar jelas suara Sting ditengah2 penonton yang ikut bernyanyi. Seorang penonton di sebelah saya merekam penampilan Sting lewat BB-nya sambil bernyanyi lantang. Saya berani bertaruh kalau suara yang terekam adalah suara dia sendiri, hahaha. 

Sebagian besar lagu-lagu favorit saya seperti Englishman In New York, Fields Of Gold, Desert Rose, Fragile, Shape of My Heart dan lagu2 The Police seperti Roxanne, Message In The Bottle, King of Pain, Every Little Things dan Every Breath You Take (hampir semua setlist ini mah.. :p) dibawakan pada malam itu. Setlist selengkapnya bisia dilihat di bagian akhir tulisan ini.

Penampilan Sting pada malam itu sederhana saja, tidak tampak atribut macam2. Sesekali ia menyapa penonton dengan sepatah dua patah bahasa Indonesia untuk mencairkan suasana, yang langsung disambut hangat oleh hadirin di venue. Kali ini berdasarkan pendengaran saya, sound di MEIS malam itu sepertinya dalam kondisi prima untuk menunjang kualitas vokal Sting yang dalam usianya yang sudah diatas 60 tahun itu masih as heard on CD. Permainan musik Sting dan musisi2 pendukung yang boleh dibilang tanpa cacat juga membuat beberapa orang penonton di dekat saya berkelakar "jangan-jangan ini playback.. it's too perfect.." :D.

Kondisi lighting juga aman terkendali, dengan kamera pocket yg ada, Canon S5IS boleh minjem dari Asra (thank you Asra.. :D) saya masih bisa mengabadikan penampilan Sting dengan hasil yang tidak mengecewakan.. Tentu saja grainy/noise akibat ISO tinggi tidak bisa dihindari, apalagi kamera tersebut adalah kamera lama, yang mana daya rekam dalam kondisi lowlight-nya masih alakadarnya jika dibandingkan dengan kamera2 pocket saat ini. 

Satu hal yang cukup mengejutkan adalah tiga kali encore dengan 5 lagu tambahan. Mungkin karena konser di Jakarta ini adalah konser terakhir dari rangkaian Back To Bass Tour dan antusiasme penonton yang tinggi, Sting berbaik hati untuk memberi bonus :D. Total 21 lagu dibawakan pada malam itu, standing applause dan ucapan terimakasih dari para penonton menyertai Sting yang berpamitan usai membawakan lagu penutup, Fragile.

Menggunakan Canon S5IS ini juga mengingatkan saya pada mendiang Victor Lumunon yang memakai kamera ini waktu motret bareng di Java Jazz. Kami bertemu pada waktu memotret Sondre Lerche. Foto-foto Victor saat itu dengan kamera ini menurut saya luar biasa, silakan dilihat disini. Victor juga adalah salah seorang teman yang meng-encourage saya untuk terus menekuni foto panggung, baik sebagai pe-hobby maupun sebagai kontributor media. Hingga akhir hayatnya, Victor banyak menginspirasi banyak orang melalui karyanya yang sebagian besar diambil di jalanan dengan menggunakan kamera analog, maupun dengan tulisan-tulisan atau tips n trik dan kreativitas yang kadang nyeleneh tapi kalo dipikir2 oke juga loh. Mungkin tidak terlalu berlebihan kalau saya ingin mendedikasikan foto2 Sting yang berhasil saya abadikan ini untuk Victor. You're always inspiring us.

Bicara sedikit tentang foto-fotonya, semuanya tentu saja digoreng lagi untuk mendapatka hasil optimal, terutama untuk mengurangi noise. Sebagian besar dimensi fotonya sedikit di-crop untuk menghasilkan penampakan "DSLR look alike" :D. Well then, selamat menikmati foto-fotonya.


































Oiya, sejak pindah dari multiply, perkenalkan nama baru blog saya, http://gigscovery.blogspot.com. Mohon maaf kalau tampilan dan isinya masih belum rapi, maklum masih penyesuaian. Namanya plesetan dari kata discovery, konsep namanya sendiri belum terlalu jelas juga, tapi saat ini gak penting juga. Saya suka aja nyebutnya. Kalau diitung2 cukup lama juga saya vakum di dunia per-blog-an, hampir sepanjang tahun 2012 ini saya berkontribusi untuk sebuah media bernama irockumentary. Hasil2 liputan saya dan teman-teman yang bertugas disana dapat dilihat di irockumentary.com. Beberapa diantaranya akan saya counter-post di blog ini. :D

See you on the next gigs.


Setlist (taken from setlist.fm)
  1. (The Police song)
  2. (The Police song)
  3. (The Police song)
  4. (The Police song)
  5. (The Police song)
  6. (The Police song)
  7. (The Police song)
  8. Encore:
  9. (The Police song)
  10. (The Police song)
  11. Encore 2:
  12. (The Police song)
  13. Encore 3:



Friday, September 16, 2011

30 Seconds To Mars @JRL 2011




Setelah upload foto-foto highlight JRL 2011 yang lalu, mungkin sekarang saya coba untuk upload satu-persatu band-band yang berhasil saya potret.. Beberapa foto mungkin ada yang repost dari album highlight.

Kita mulai dari 30 Seconds To Mars (urutan posting tidak harus sesuai dengan jam manggung si band.. that's my rule.. :p). Perhatian utama masyarakat yang hadir di Pantai Karnaval Ancol (halah, bilang aja penonton.. -_-) tentunya tertuju kepada sang frontman, Jared Leto yang konon kabarnya ganteng, sehingga wajar kalau mayoritas fans 30 Seconds To Mars adalah kaum hawa.

30 Seconds To Mars seharusnya dijadwalkan tampil pada pukul 11 malam di Gudang Garam Main Stage (bukan promo rokok, karena begitulah nama stage-nya), namun karena permintaan manajemen band, jadwalnya diundur menjadi pukul 00.45. sepertinya si band ingin agar perhatian semua penonton di JRL ini tertuju pada mereka. Kalau gak suka sama band ini tinggal pulang.

Memotret 30 Seconds To Mars bagi saya cukup merepotkan. Pertama, fotografer tidak boleh masuk memotret dari media pit. Oke, berarti saya harus bersaing dengan ribuan penonton lain yang mana disana banyak sekali fans beratnya untuk mendapatkan spot yang cocok untuk memotret. Kedua, memotret dari tengah penonton tentunya harus siap fisik dan mental, karena penonton tentunya akan bersenang-senang selama pertunjukan berlangsung, dari mulai yang jerit-jerit histeris dan sing along, mengikuti instruksi frontman buat angkat tangan atau loncat2, hingga asik joget-joget sendiri. Jaga baik-baik kamera kita, kalau gak memungkinkan buat motret jangan terlalu maksa.

Ketiga, di Indonesia (macam pernah motret di luar negeri aja), memotret dari penonton berarti akan berhadapan dengan barikade acungan handphone, kamera pocket hingga penonton yg motret pake iPad sodara-sodara, bahkan ada juga yang membawa DSLR dan memotret dengan mengangkat kameranya, berharap hoki dari yang apa dia jepret. Keempat, Strobe-Lighting khas 30 Seconds To Mars akan mengacaukan metering kamera kita. Tak sedikit foto2 saya yang over maupun underexposure karena perubahan cahaya yang begitu cepat dan signifikan (tapi yg gagal gak dimuat lah ya.. yg saya anggap sukses aja belum tentu bagus.. heuheu).

Well, itulah tantangannya. Setelah kasak-kusuk mencari tempat yang pas (mudah2an gak ada yg terganggu ya.. peace.. :D).. akhirnya saya dapet di sebelah kanan panggung (orientasi kanan adalah arah kanan dengan acuan saya menghadap panggung). Awalnya saya di belakang banget, tapi sedikit2 bisa menyusup ketika ada penonton yg memilih mundur karena lelah atau kepanasan, hingga tiba di titik yang saya tidak bisa lebih maju lagi karena kepadatan massa tidak memungkinkan saya untuk menerobos. Dengan demikian saya bisa mendapatkan posisi yang lumayan untuk memotret si Jared tapi tidak bisa merekam kemegahan strobe light-ya..

Overall, 30 Seconds To Mars sukses membahagian fans-nya di Jakarta.. teriakan Jared I love you masih terngiang saat band ini undur diri setelah membawakan lagu terakhir mereka di panggung,

Demikianlah kira-kira yang bisa dicatat dari penampilan mereka, alhamdulillah masih ada sisa-sisa memori yg bisa dikorek, karena eventnya udah hampir dua bulan yg lalu.. :D

Oiya, baru tau juga feature import foto di multiply dari picasa.. kebetulan saya punya google plus dan album ini aslinya di-upload disana, terus diimpor ke multiply. Senangnya.. jadi kedepannya gak akan makan bandwidth banyak lagi buat upload.. :D..

kalo mau add google plusnya boleh banget (promo ^_^).. ditunggu di
https://plus.google.com/112494915500731144310

:D..