Friday, March 11, 2011

Java Jazz 2011 Highlight




Sebuah catatan kecil dari perjalanan saya di Java Jazz 2011

Tahun 2011 ini adalah kali pertama saya menonton Java Jazz, sebuah event musik yang katanya boleh dikategorikan sebagai event kelas dunia karena menghadirkan banyak musisi mancanegara yang namanya sudah diakui di dunia musik internasional. Java Jazz sendiri sudah bertahan selama kurang lebih 7 tahun dengan berbagai pasang surutnya. Karena ini adalah 'pertamax' maka rasanya saya tak bisa membandingkan acara tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebenarnya tujuan utama saya datang ke Java Jazz tahun ini adalah untuk menyaksikan salah satu idola saya yang pernah datang ke indonesia beberapa tahun lalu, namun gagal saya tonton, yaitu Sondre Lerche. Segera setelah tahu konfirmasinya untuk acara ini saya pun membeli tiket yang harganya masih relatif murah. Saya juga sempat mencoba untuk melamar sebagai official fotografer untuk acara ini. Tapi apa boleh buat ternyata event ini belum berjodoh dengan saya sehingga saya belum bisa berpartisipasi secara resmi. Walaupun begitu saya tetap berterimakasih untuk rekan2 (Om Budi, Om Dezig dan Om Indra) yang sudah berusaha mendaftarkan nama saya dan memberi saya informasi mengenai hal ini.

Singkat cerita saya hadir pada hari Jumat dan Sabtu. Beberapa hari sebelumnya saya sudah melihat2 jadwal Java Jazz di website resmi mereka dan mencoba memilih2 nama2 yang akan ditonton. Santana dan George Benson jelas saya skip karena pertunjukan mereka membutuhkan tiket special show. Untuk itu saya fokuskan saja untuk musisi-musisi tertentu saja. Prioritas saya selain Sondre Lerche adalah musisi mancanegara yang belum tentu bisa hadir lagi di tahun berikutnya. Untuk musisi dalam negeri saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena banyak saya lewatkan dari daftar. Ternyata di arena PRJ yang menjadi tempat pelaksanaan Java Jazz ini tempatnya sangat luas, panggung yang banyak dan jadwal yang ketat. Apalagi sudah menjadi kebiasaan saya jika menonton band hampir selalu saya ikuti sampai beres semua set list bahkan encore-nya. Kisahnya mungkin akan berbeda jika saya mendapat tugas untuk memotret. setiap lokasi akan dikunjungi sedikit2 dan mengambil foto dari setiap musisi yang naik pentas.

Dengan kondisi seperti itu, dalam dua hari saya berhasil menyaksikan dan memotret 11-12 musisi saja. Tapi tak apa lah, yang penting saya menikmati setiap pertunjukan yang saya tonton. Musisi dalam negeri yang berhasil saya tonton adalah ES:QIEF pada hari sabtu dan Dira Sugandi serta The Groove Reunion sehari sebelumnya. Reuni The Groove ini termasuk momen yang jarang terjadi sehingga ada baiknya kalau saya mampir sejenak setidaknya sampai lagu favorit saya dimainkan. Dira Sugandi selalu menjadi perhatian saya sejak saya mengenal namanya yg sudah go international disaat salah seorang penyanyi wanita RnB kita baru berkoar2 di infotainment kalau dia akan go international juga. Terakhir, saya berjanji kepada Mbak Syaharani di twitternya kalau saya akan hadir menonton salah satu penampilannya bersama ES:QIEF antara hari Sabtu atau Minggu. Tentu saja penampilannya harus saya abadikan, no pic = hoax.. hehehe.

Review2 lebih lanjut mengenai musisi2 yang berhasil saya abadikan tentunya akan saya bahas di album2 tersendiri. Disini mungkin saya hanya akan memajang satu-dua foto dari musisi2 tersebut sebagai apa ya.. humm.. semacam highlight lah istilah kerennya.. hehehe..

Untuk musisi internasional saya menyempatkan diri untuk menonton Sondre Lerche dua hari berturut2.. I became his big fans at that time dan sempet beli kaosnya juga, hahaha. Juga secara tidak terduga mendapatkan pick gitar Sondre di akhir pertunjukannya pada hari Sabtu.. :D. Kemudian ada Acoustic Alchemy, Jose James, Rasmus Faber and The RaFa Orchestra, Jamie Lidell, Corinne Bailey Rae dan Zap Mama yang berhasil saya tonton dan potret. Special thanks untuk Anis Suryo dari Majalah Provoke yang meminjamkan ID persnya kepada saya sehingga dapat memotret Corinne Bailey Rae dari media pit :D. Kalau dari tribun penonton mungkin saya tidak akan mendapatkan foto-fotonya sama sekali.

Dari kacamata penonton seperti saya, secara keseluruhan dalam dua hari ini pelaksanaan Event Java Jazz ini sangat baik. Organisasi yang rapi sehingga acara bisa berlangsung tepat waktu. Jikapun ngaret tidak terlalu lama. Kenyamanan saat menonton di ruangan AC dengan akustik ruangan yang baik, sound yang keluar cukup baik serta pencahayaan yang cukup memadai untuk melakukan dokumentasi. Kalau boleh mengkritik mungkin di hari pertama sempat sedikit terganggu dengan antrian BNI card, dimana uang tunai ditukar dengan semacam kartu untuk pembayaran semua transaksi didalam arena. Jika memang panitia melakukan kerjasama dengan bank dan akan memberlakukan sistem seperti ini sebaiknya penukaran uang tersebut bisa dilakukan jauh2 hari sebelum hari-H di cabang2 bank tersebut sehingga tidak menghabiskan waktu penonton yang ingin menonton pertunjukan musik.

Harapan saya tahun depan mungkin Java Jazz berikutnya bisa menghadirkan lebih banyak musisi favorit saya yang lain serta kesempatan untuk memotret yang lebih baik.. :D. Di event ini juga saya menemukan sedikit kata yang tepat untuk menggambarkan hobby saya. "Enjoying live musics and taking photographs with passion" :D.. Mudah2an di dunia kerja juga bisa begini.. #eh.. OK lah kalau begitu tunggu saja update berikutnya.. selamat menikmati foto2nya. Beberapa ada yang saya kirim juga ke KFK Kompas yang kebetulan sedang mengusung tema musik untuk update foto minggu ini


Sondre Lerche


Corinne Bailey Rae


Rasmus Faber and The RaFa Orchestra


Jamie Lidell


Jose James


Syaharani ES:QIEF


Acoustic Alchemy


Zap Mama


The Groove


Chuck Loeb


Audy Item


Dira Sugandi

Allex memotret dengan menggunakan:
Nikon D90
Nikkor AF 35-70 f/2.8
Nikkor AF-D 80-200 f/2.8
Tamron 17-50 f/2.8 VC