Hanya datang dua hari saja dari tiga hari perhelatan musik rock (yang katanya) terbesar se Asia Tenggara ini. Tanpa photopass dan lensa tele bukaan besar tentunya banyak sekali momen2 dan band-band yang terlewatkan.. Selama kehadiran saya di JRL minggu lalu sepertinya saya hanya berhasil mengabadikan sekitar 11 band saja. Beberapa diantaranya hanya bisa diperoleh dengan kemping di garda depan selama satu jam setengah untuk mengamankan posisi strategis untuk memotret. Peraturan yang berlaku di acara apa pun di dunia ini adalah angkat pantat ilang tempat, kecuali kita memang duduk di bangku yang diberi nomer dan meiliki tiket yang memastikan tempat duduk itu untuk kita (itu juga sering diserobot orang., heuheu..)
Setahun yang lalu saya memotret /RIF di event. Adakah yang berubah? Rasanya tidak. Penampilan Andy dan kawan-kawan tetap atraktif seperti biasanya. Kematangan, kualitas musik, aksi panggung yang rock banget serta nama besar band tersebutlah yang membuatnya berhak dan layak untuk tampil di panggung utama JRL ini. Kalau memang ingin mencari perbedaan tentunya kita bisa menilik set list yang mereka bawakan. Terselip beberapa lagu baru didalamnya. Ya, itu adalah lagu-lagu dari album terbaru mereka yang berjudul 7. Album yang katanya "baru" terjual 2000 copy, mungkin karena /RIF tidak mendistribusikan CD mereka melalui toko-toko musik, tapi menjualnya sendiri berdasarkan sistem pemesanan. Kesulitan pemasaran album ini bukan hanya dialami oleh /RIF saja, tapi oleh banyak band yang memproduksi album sendiri. Hal ini juga diperparah dengan runtuhnya Aquarius, sebuah toko kaset dan CD musik terbesar di ibukota dan kota-kota besar yang harus menutup beberapa cabang mereka karena penjualan yang minim.
Saya harap kembalinya /RIF dengan "7" setelah kurang lebih 4 tahun tidak menelurkan album bisa menyegarkan kembali musik Indonesia yang masih dihantui musik-musik post-peterpan. Saya buat sendiri istilah itu untuk sedikit menggambarkan bahwa secara tidak langsung, kesuksesan peterpan telah membuat banyak anak muda di negeri ini membuang kreativitas mereka dan membuat band dengan penampilan, musik bahkan suara vokal yang dimirip-miripkan dengan Ariel. Sialnya dengan pengemasan yang cantik dari media massa musik-musik seperti itulah yang akhirnya mendominasi tanah air kita. Bahwa kemudian selera musik mainstream di Indonesia bergeser menjadi pop melayu, tentu saja Radja, ST 12 dan Kangen Band ikut bertanggung jawab, Hahaha. Sebelum saya semakin ngacapruk (berceloteh) kemana-mana, selamat menikmati foto-foto /RIF berikut ini..
asyik2, Lex... cuma kurang dikit lg aja adjust levelnyaa..
ReplyDeletepake metering apa nih?
gearnya pake apa aja bro?
ReplyDeletemanteb2 hasilnya....
ReplyDeletejagger bgt!
ReplyDeleteSadis-sadis bro photonya...
ReplyDeletethanks sarannya Om.. meteringnya waktu itu pake spot.
ReplyDeletewaktu /RIF ini kalo gak salah pake D90+55-200 aja, gak berani ganti lensa soalnya masih agak rintik2..
ReplyDeletethanks Om Inu.. :D
ReplyDeletemantapp.. tua-tua keladi nih.. :D
ReplyDeletemakasih Om.. :D
ReplyDeleteBagus2 banget fotomyaaaa... Ga kliatan tuh, ga pny lens tele bukaan besar jd penghalang ;))))
ReplyDeleteMy fave.
ReplyDeletemakasih tante.. :D..
ReplyDeletethank you.. :D..
ReplyDeletemantab yeuh...tangannya pas ke arah sumber cahaya, seperti mau disedot *apa sih? :D
ReplyDeletesuka yg ini...
ReplyDeleteselamat malam bandung, andi /rif di sini :)
hahaha.. nuhun mangs..
ReplyDeletenuhun mangs.. ada yang suka lagu radja? bukan radja yang band itu ya.. hahaha..
ReplyDelete