Bottlesmoker @ RSI 2011/02/11

Senang sekali rasanya bisa menyaksikan pertunjukan langsung duo bedroom musician ini. Sebetulnya jadwal manggung Bottlesmoker cukup sering, baik di Jakarta maupun Bandung. Namun ketidaksinkronan jadwal mereka dengan agenda hidup saya (kamarana ateuh agenda...) membuat saya seringkali harus membatalkan niat untuk menonton mereka. Untunglah hari Jumat itu tidak ada aral melintang yang menghalangi saya untuk pertamakalinya menonton penampilan mereka.

Sebelum menghadari acara ini saya membaca di twitter kalau Bottlesmoker akan melakukan tur ke beberapa kota di Asia yang rencananya akan dimulai pada tanggal 26 Februari nanti. Tanpa harus banyak berkoar-koar di media massa Bottlesmoker telah sukses menarik perhatian banyak penggemar musik di manca negara. Membagikan karya musik mereka secara gratis melalui jaringan internet membuat khalayak ramai lebih mudah dalam mendengarkan dan mengapresiasi lagu-lagu mereka. Tentu saja tidak semua musisi berani melakukan hal ini. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukannya, namun Bottlesmoker sepertinya sudah siap dengan segala konsekuensinya.

Bottlesmoker tampil paling awal di acara Rolling Stone Release Party malam itu. Saya sempat mengernyitkan alis ketika seseorang dari bangku band lain yang juga mengisi acara malam itu berteriak "Band gurem main duluan".. Mungkin mereka belum mengenal dan mendengarkan Bottlesmoker sebelumnya. Dan hal itu pun terbukti, ketika Bottlesmoker memainkan musiknya mereka pun ikut menyimak dan pada akhirnya mereka bisa mengapresiasi dengan baik dan melupakan ejekan tadi.

Akhirul kalam, saya ucapkan selamat berkeliling Asia untuk Bottlesmoker dan tim. Semoga sukses dan tidak ada masalah selama tur berlangsung.

Selamat menikmati foto2nya.. untuk mendengarkan musik Bottlesmoker cukup googling mereka, maka link download akan bertebaran :D...

Catatan tukang foto:
Sudah lama saya tidak hadir ke acara RSI Release Party ini, dan saya tidak menyangka panggungnya akan begitu minimalis. cahaya yang sangat minim sepertinya memaksa semua fotografer saat itu menggunakan flash, mungkin ada satu atau dua momen yang bisa diabadikan tanpa flash tapi jarang sekali. Karena saya tidak membawa external flash, pengambilan gambar hanya dibantu oleh internal flash yang diset manual dengan mencoba2 kombinasi aperture, shutter speed dan flash power. Di fase postpro saya gunakan beberpa preset dan adjustment yang dianggap pas (menurut saya) agar fotonya lebih bagus (menurut saya juga :D)...